Kondisi Geografis

Secara Astronomi, Kabupaten Maluku Tengah terletak diantara 2°30’LS – 7°38’ LS dan
126°30’ BT – 132°32’ BT. Secara geografis, Kabupaten Maluku Tengah berbatasan sebelah
Utara dengan dengan Laut Seram, sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Banda, berbatasan
dengan Kabupaten Seram Bagian Barat di sebelah Barat, dan Kabupaten Seram Bagian Timur
di sebelah Timur. Maluku Tengah merupakan kabupaten yang memiliki luas wilayah terbesar
di Provinsi Maluku yakni 275.907 km2. Luaswilayah lautan adalah 264.311,43 km2 atau
95,80% dan luas wilayah daratanadalah 11.595,57 km2 atau 4,20%, dengan panjang garis
pantai adalah 1.256.230 km.

Peta Administrasi Kabupaten Maluku Tengah

Jumlah pulau yang dimiliki oleh Kabupaten Maluku Tengah adalah 53 pulau yang terdiri
dari 17 pulau yang dihuni dan 36 pulau yang tidak dihuni. Pulau-pulau tersebut tersebar pada
beberapa kecamatan sebagai berikut:
(1) Kecamatan Seram Utara terdapat 12 buah pulau (1 buah pulau yangdihuni,12 pulau tidak
dihuni);
(2) Kecamatan Leihitu terdapat 11 pulau (3 pulau yang dihuni, 8 pulau tidak dihuni);
(3) Kecamatan Salahutu terdapat 3 pulau (dihuni);
(4) Kecamatan Banda dan Kepulauan Banda terdapat 13 pulau (7 pulauyang dihuni, 6 pulau
tidak dihuni);
(5) Kecamatan TNS terdapat 8 pulau (3 pulau yang dihuni, 5 pulau tidak dihuni);

(6) Kecamatan Saparua terdapat 3 pulau (1 pulau yang dihuni, 2 pulautidak dihuni);
(7) Kecamatan Pulau Haruku terdapat 2 pulau (1 pulau yang dihuni, 1pulau tidak dihuni);
(8) Kecamatan Nusalaut terdapat 1 pulau (dihuni).
Sebagaimana dijelaskan dalam tabel 2.1 dibawah diketahui bahwa sebagian besar wilayah
daratan di Kabupaten Maluku Tengah atau sekitar 92,11% berada di pulau Seram dan pulau
pulau kecil sekitarnya. Sedangkan wilayah daratan Kabupaten Maluku Tengah yang tersebar
di Pulau Ambon, Pulau Haruku, Pulau Nusa Laut dan Saparua, serta Kepulauan Banda hanya
seluas 7,88%.

Luas wilayah daratan berdasarkan pengelompokan kecamatan diperlihatkan pada Grafik 2.1
menjelaskan bahwa sebagian besar wilayah daratan di Kabupaten Maluku Tengah berada di
pulau Seram dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Luas daratan terbesar di kabupaten Maluku
Tengah adalah Kecamatan Seram Utara dibandingkan dengan kecamatan lain. Selanjutnya,
diikuti oleh Kecamatan Amahai, Kecamatan Seram Utara Barat, dan kecamatan Tehoru.
Kecamatan Leihitu Barat memiliki luas daratan yang paling kecil.

Grafik 2. 1 Luas Daerah Menurut Kecamatan Tahun 2024 (%)

Pada bulan Desember 2023, jumlah kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah bertambah menjadi 19 kecamatan dengan terbentuknya Kecamatan Kepulauan Banda. Kecamatan ini merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Banda berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tengah Nomor 3 Tahun 2023. Wilayah Kecamatan Kepulauan Banda mencakup empat pulau, yaitu Pulau Banda Besar, Pulau Hatta, Pulau Syahrir, dan Pulau Manuk, dengan 10 (sepuluh) negeri administratif. Ibu kota Kecamatan Kepulauan Banda berada di Negeri Administratif Waling Spanciby

Tabel 2. 2 Wilayah Administratif menurut Kecamatan dan jumlah desa/kelurahan di Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2024

Wilayah Kabupaten Maluku Tengah terdiri atas dataran, pantai, perbukitan, dan pegunungan dengan tingkat kelerengan yang bervariasi. Di wilayah ini tercatat terdapat 2 dataran, 3 gunung, 2 danau, dan 161 sungai. Daratan terluas adalah Pasahari dengan luas sekitar 40.000 Ha, diikuti oleh daratan Makariki seluas 4.000 Ha. Gunung tertinggi di Kabupaten Maluku Tengah adalah Gunung Binaya dengan ketinggian 3.027 meter di atas permukaan laut (mdpl) yang terletak di Pulau Seram, disusul oleh Gunung Salahatu dengan ketinggian 1.038 mdpl yang berada di Pulau Ambon. Kabupaten Maluku Tengah juga memiliki satu gunung api aktif, yaitu gunung api vulkanik di Pulau Banda dengan ketinggian 667 mdpl. Struktur geomorfologi Kabupaten Maluku Tengah dapat dibedakan menjadi empat, yaitu struktur vulkan, horizontal, lipatan, dan patahan. Batuanutama penyusun wilayah ini terdiri atas batuan vulkanis, terobosan, gamping, sekis, dan aluvium. Jenis tanah yang berkembang di Kabupaten Maluku Tengah, menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor, meliputi organosol, aluvial, renzina, grumusol, podsolik, serta tanah kompleks.

Secara umum, iklim di Kabupaten Maluku Tengah didominasi oleh curah hujan yang relatif
tinggi, yang tercermin dari vegetasi hutan yang rapat dan subur. Wilayah ini memiliki tipe iklim
hutan hujan tropis dan iklim musim, dengan rata-rata curah hujan tahunan yang tinggi. Seperti
daerah lain di Indonesia, Kabupaten Maluku Tengah hanya memiliki dua musim, yaitu musim
penghujan yang biasanya dimulai pada bulan Mei dan musim kemarau yang dimulai pada bulan
Oktober. Bulan basah berlangsung lebih lama dibandingkan bulan kering.

Letak Kabupaten Maluku Tengah yang berada di antara Laut Pasifik dan Laut Banda
menyebabkan sering terjadinya pusaran angin serta arus laut. Kondisi ini membuat musim
penghujan kerap disertai badai hujan (storm) yang berpotensi menimbulkan banjir besar.
Berdasarkan Peta Isohyet (Direktorat Jenderal Cipta Karya, 1996), curah hujan rata-rata
tahunan di Pulau Seram dan sekitarnya berkisar antara 2.000–4.000 mm. Curah hujan tertinggi
(>4.000 mm per tahun) terkonsentrasi di jalur perbukitan bagian tengah Pulau Seram,
khususnya di sektar Tehoru.

Menurut klasifikasi Oldeman, zona agroklimat di Kabupaten Maluku Tengah
dikelompokkan berdasarkan kondisi fisiografinya. Pada satuan dataran rendah dengan
ketinggian hingga 500 meter dpl, temperatur udara rata-rata mencapai 26,2°C dengan curah
hujan 3.000–4.000 mm per tahun serta lebih dari sembilan bulan basah.

4. Kondisi Geologi

Kepulauan Maluku terbentuk akibat tumbukan tiga lempeng utama, yaitu Lempeng Indo
Australia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Eurasia. Proses penunjaman ini membentuk busur
vulkanis dan busur nonvulkanis yang keduanya melengkung ke arah barat. Busur vulkanis
ditempati oleh gugusan pulau bergunung api, baik gunung api berumur Tersier maupun Kuarter.
Sementara itu, busur nonvulkanis tersusun atas berbagai jenis batuan yang tidak ikut
tersubduksi ke dalam bumi saat proses penunjaman, sering disebut sebagai baji melange.
Batuan penyusunnya antara lain batu gamping, sekis, batu sabak (graywacke), batu pasir, dan
lempung. Kepulauan Banda hingga Pulau Ambon berada pada busur vulkanis, sedangkan busur
nonvulkanis ditempati oleh pulau-pulau di bagian selatan, yakni Kepulauan Kei, Pulau Seram,
dan Pulau Buru. Proses tektonik juga memunculkan sejumlah sesar utama dengan pola sejajar
memanjang pulau, sementara sesar sekunder ada yang sejajar maupun memotong sesar utama.
Pola sesar ini membentuk lembah, aliran sungai, perbukitan, serta pegunungan blok. Secara
keseluruhan, kondisi geologi Kabupaten Maluku Tengah tersusun atas batuan sedimen, batuan
vulkanis, batuan vulkanis, batuan terobosan, serta hasil batuan tektonik.

Pulau Seram memiliki dataran dengan genesa yang beragam. Dataran pantai utara Seram
merupakan yang terluas di Provinsi Maluku, terbentuk melalui proses fluvial dengan relief
datar hingga landai. Lebar dataran maksimal mencapai 20 km, terutama di bagian selatan
Negeri Pasahari.Relief berbukit hingga bergunung di Pulau Seram umumnya tersusun oleh batu
gamping, sekis, dan batu pasir kuarsa. Pulau ini memiliki rentang ketinggian antara 0 hingga
3.027 meter dpl, dengan Puncak Gunung Binaya sebagai titik tertingginya.Letak Pulau Seram pada jalur Lingkaran Api Pasifik menyebabkan wilayah ini mengalami tekanan kompresional
lateral serta pengangkatan vertikal.

Struktur tanah di wilayah Kabupaten Maluku Tengah pada umumnya memiliki kesamaan
antara satu lokasi dengan lokasi lainnya. Kondisi ini disebabkan oleh karakter geografis yang
relatif serupa antar pulau di kawasan tersebut. Struktur tanah sangat berpengaruh terhadap
keberadaan vegetasi, sehingga jenis tanah dapat diidentifikasi berdasarkan vegetasi yang
tumbuh di atasnya. Dengan kata lain, kontur wilayah yang merefleksikan tekstur dan
ketinggian lahan lebih akurat dalam menentukan jenis vegetasi. Hingga saat ini, telah
teridentifikasi 7 (tujuh) jenis karakteristik tanah yang berbeda di Kabupaten Maluku Tengah.
Masing-masing kelompok tanah tersebut diklasifikasikan berdasarkan jenis vegetasi yang
dapat tumbuh di atasnya, sebagaimana disajikan pada Tabel 2.3 berikut:

Tabel 2. 3 Jenis Tanah dan Vegetasi di Wilayah Kabupaten Maluku Tengah

5. Kondisi Hidrologi

Kondisi hidrologi yang dideskripsikan adalah hidrologi permukaan berupa sungai.
Berdasarkan luas Daerah Aliran Sungai (DAS), Kabupaten Maluku Tengah dapat dibagi
menjadi dua sistem sungai berdasarkan kondisi pulaunya, yaitu: (1) sistem sungai Pulau Seram
dan (2) sistem sungai pada pulau-pulau kecil, meliputi Pulau Haruku, TNS, Saparua, Salahutu,
Leihitu, Nusalaut, dan Banda. Sistem sungai besar terdapat di Pulau Seram, yang dibatasi oleh
igir pegunungan di bagian tengah. Pegunungan ini membentang dari Tanjung Sial di Seram
Barat hingga ke utara Gale-Gale di Seram Timur, dan berfungsi memisahkan sistem sungai
bagian utara dengan sistem sungai bagian selatan Pulau Seram. Secara umum, sungai-sungai
di Pulau Seram, baik yang berukuran besar maupun kecil, bersifat perenial, yaitu mengalir
sepanjang tahun, meskipun pada musim kemarau debit alirannya mengalami penurunan.

Di Pulau Seram bagian tengah yang termasuk wilayah Kabupaten Maluku Tengah, garis
pembatas air (water divide) bergeser ke arah selatan, sehingga daerah aliran sungai (DAS) di
bagian utara menjadi lebih luas.Sistem sungai yang berkembang di bagian utara meliputi DAS
Toloaran, Kua, Tolohatala, Moa, Isal, Sarupu, Samal, dan Kobi, serta sejumlah sistem sungai
kecil lainnya yang banyak tersebar di wilayah utara. Sementara itu, di bagian selatan hanya
terdapat 2 (dua) sistem sungai yang relatif besar, yaitu DAS Kua dan DAS Tolohatala. Sungai
sungai di Seram bagian tengah umumnya berhulu di Gunung Kobipoto, Pegunungan Murkele
Kecil, Pegunungan Manusela, serta Gunung Masnaben.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap sistem percabangan sungai, luas daerah aliran,
morfometri saluran, kondisi muara, dan debit aliran, di Pulau Seram (wilayah Kabupaten
Maluku Tengah) serta pulau-pulau kecil di sekitarnya, terdapat satu sungai besar, yaitu Sungai
Ruatan, serta 16 (enam belas) sistem sungai kecil hingga sedang yang bersifat perenial
(mengalir sepanjang tahun). Sungai-sungai tersebut meliputi: Kawa, Pia, Mala, Ela, Toloherela,
Kua, Toloaran, Mual, Isal, Sarupu, Samal, Kobi, Hila, Salahutu, serta sungai di Pulau Haruku dan Nusa Laut. Sistem sungai di pulau-pulau kecil seperti Haruku, TNS, Saparua, Salahutu,
Leihitu, Nusalaut, dan Banda umumnya berupa aliran tunggal dengan percabangan yang
sedikit, memiliki alur relatif pendek dan lurus, serta daerah aliran yang sempit.

Sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2.4, di Kabupaten Maluku Tengah terdapat 161 sungai
yang dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber air bersih maupun untuk pengairan lahan
pertanian. Sebagian besar sungai terdapat di Pulau Seram, khususnya di bagian utara,
sedangkan di bagian selatan jumlah sungai terbanyak ditemukan di Kecamatan Amahai.

Distribusi sungai yang cukup tinggi di bagian utara Pulau Seram merupakan hasil dari
kondisi topografi daratan yang umumnya berbentuk huruf V. Aliran massa air tawar menuju
lembah tetap terjaga karena adanya tutupan vegetasi yang relatif tinggi, sehingga fungsi
tangkapan air masih berjalan optimal. Kendati demikian, sebagian kawasan hutan telah
mengalami pembukaan, terutama untuk kegiatan Hak Pengusahaan Hutan (HPH), Hutan
Tanaman Industri (HTI), dan aktivitas lainnya.

Tabel 2. 4 Distribusi Sungai Per Kecamatan di Wilayah Kabupaten Maluku Tengah

6. Penggunaan Lahan

Penutup lahan menjadi dasar dalam mengidentifikasi penggunaan lahan suatu wilayah. Di
Kabupaten Maluku Tengah, penutup lahan didominasi oleh hutan rimba seluas 689.324 Ha,
yang menjadi potensi penting dalam pengembangan wilayah melalui perencanaan pola ruang.
Distribusi penutup lahan di Kabupaten Maluku Tengah secara lebih rinci dapat dilihat pada
Tabel 2.5 berikut:

Tabel 2. 5 Luas Tutupan Lahan Kabupaten Maluku Tengah

Persentase kawasan terbangun di Kabupaten Maluku Tengah masih relatif kecil, sehingga
wilayah ini memiliki cadangan lahan yang cukup besar untuk pembangunan. Kondisi tersebut
membuka peluang yang luas bagi pengembangan permukiman maupun aktivitas budidaya
lainnya. Distribusi spasial penutup lahan di Kabupaten Maluku Tengah dapat dilihat lebih jelas
pada peta penutup lahan berikut:

Gambar 2. 2 Peta Tutupan Lahan Kabupaten Maluku Tengah